Bab 2 Lingkungan Sosio-Kultural Global

DISNEYLAND PARIS

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.

Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Adapun dampak yang terjadi dalam globalisasi tersebut berpengaruh sangat besar terhadap lingkungan sosial-budaya global suatu negara, sehingga akan mempengaruhi kehidupan sosial dan budaya masyarakat suatu negara tersebut. Dan perubahan tersebut ada yang dapat diterima oleh bangsa tersebut ada juga yang tidak diterima, karena dirasa sangat berbeda dengan kehidupan sosial dan budaya di sana.

Materi mengenai pengaruh globalisasi terhadap lingkungan sosial-budaya dapat kita lihat pada kasus Disneyland Paris.

Di mana pembuatan Euro Disney atau yang sekarang kita kenal dengan Disneyland Paris pada awalnya diharapkan dapat menarik banyak keuntungan dan pengunjung, tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Disneyland Paris sejak dibuka selalu sepi pengunjung dan kurang diterima oleh masyarakat Paris, faktor utama yang menyebabkan hal tersebut atau kegagalan tersebut terjadi dikarenakan adanya perbedaan budaya antara Negara asal Disneyland yaitu Amerika Serikat dengan Paris.

Kegagalan di Paris disebabkan karena dibangunnya taman tersebut secara tidak langsung membawa budaya Amerika ke Paris, sedangkan penduduk Paris merasa kebudayaan mereka akan tersingkir oleh budaya Amerika yang suka mendominasi pasar Eropa Barat, hal ini pun terlihat dari manajemen Disneyland Paris yang arogan, di mana hampir semuanya dikelola oleh orang Amerika Serikat tanpa melibatkan orang asli Paris itu sendiri. Selain itu, Disneyland Paris menerapkan cara makan di restorannya dengan cara makan ala Amerika Serikat, sehingga masyarakat merasa budaya dan kebiasaan mereka akan rusak. Dan juga tiket masuk dan upah karyawan Disneyland Paris sangat tinggi sekali, dikarenakan adanya perbedaan musim yang menyebabkan biaya perawatan dan operasional pun jadi berbeda.

Oleh :

Kelompok 1 – Lingkungan Sosio-Kultural Global

Links :

http://www.disneylandparis.com

http://disneyland.disney.go.com

2 Comments »

  1. malbi said,

    assalamualaikum Wr. Wb

  2. Yenny Novelita (054673) Prodi MPP 2005 said,

    temannya bagus..nambah pengetahuan aku loh..
    ayo teman2 ikutan baca juga…


Leave a comment